Mengenal Organisasi Kemahasiswaan "HMI"


Lulus sekolah menengah umum (SMU) tahun 2002, awalnya ingin kuliah di Samarinda jurusan peerbankan karena ada program beasiswa, namun setelah memasukan berkas pendaftaran tidak jadi melanjutkan kuliah karena pertimbangan keuangan, maklum kondisi keluarga bukan orang berada, kakak yang tinggal di Bengalon juga belum bisa membantu biaya perkuliahan akhirnya batal untuk kuliah perbankan (nama perguruan tingginya lupa). Tidak jadi kuliah di Samarinda, akhirnya sementara ikut saudara untuk membantu bekerja, kerjaannya saat itu mengandalkan pasang jerat Payau (Rusa) dan sempat ikut selama beberapa bulan sebelum balik lagi ke Sulawesi (Balanipa Polewali Mandar). Namun, karena di kampung halaman tidak ada pekerjaan yang cocok kecuali ikut orang (kerja sebagai tukang melihara kambing) setiap sore ambil makanan kambing. Kambing tersebut akan dijual ke Samarinda dan Balikpapan. Bekerja sebagai tukang ambil makanan kambing saya jalani sejak masuk SMP. Kambing yang dikasih makan mulai dari 3 ekor sampai 40  ekor, kemudian dikirim ke Kalimantan Timur (Balikpapan dan Samarrinda) kadang menggunakan very atau kapal ro-ro, kadang juga menggunakan kapal kayu yang memakan waktu sekitar 2 hari 2 malam, kadang juga lebih. Tidak jarang ketika liburan saya ikut naik kapal kayu tadi.

Tidak adanya pekerjaan yang cocok sehingga saya hijrah lagi ke Kalimantan Timur tepatnya Muara Badak pada pertengahan tahun 2002. Kecamatan Muara Badak adalah wilayah Kutai Kartanegara, tinggal bersama kakak sambil mencari pekerjaan, selama satu bulan belum juga mendapatkan pekerjaan (maunya masuk perusahaan) akhirnya ikut pekerjaan kakak serabutan, jadi buruh angkut pasir (ikut track pengambil pasir) selain itu juga kerja harian ngecor gang/jalan di Muara Badak, selain gang pernah juga ngecor Halaman Sekolah dengan upah Rp30.000/hari. selama di Muara Badak segala jenis pekerjaan dilakukan salah satunya ikut membersihkan lahan perusahaan VICO (menebas rumput) serta memasang kabel optik. 

setelah hampir satu tahun di Badak tidak ada pekerjaan yang lebih baik, akhirnya nekad ke Sangatta untuk cari pekerjaan, akhirnya emas yang sempat dibeli di Muara Badak dijual untuk dijadikan ongkos ke Sangatta. Ke Sangatta tidak sendiri tapi berdua dengan teman, keluarga dari suaminya tante (Liha). singkat cerita sampai di Sangatta tinggal di rumah Om Hatta yang kala itu tinggal di Sangatta Lama Gg. Kapital, beberapa hari di Sangatta tidak juga mendapatkan pekerjaan, akhirnya lanjut ke Bengalon ke tempat kakak tertua. Namun, karena tidak ada pekerjaan walaupun waktu itu masih proses penerimaan PT KPC dan PT Inakakerta (PIK) akhirnya kembali ikut dengan kakak untuk masang jerat Payau (Rusa)

Sekitar dua Bulan lamanya ikut kakak, akhirnya balik lagi ke Sulawesi. Setelah sampai di Kampung halaman (Dusun Paayumang Desa Balanipa Polman) kembali kerja denga H. Kannu sebagai tukang ambil makanan Kambing. Pada saat itu dibuka Sekolah Tinggi Agama Islam di Majene (kelas jauh dari STAIN Pare-pare kala itu) akhirnya bersama teman namanya Syahibuddin ikut mendaftar yang pada saat itu jurusan yang dibuka adalah D2 bahasa Inggris. 

Komentar